Selasa, 14 Mei 2013

Kompas.com: Gak Perlu Intelektual, yang Penting Smart!

Ditulis oleh Riska Amelia di Selasa, Mei 14, 2013

Melihat perkembangan media online selama masa kebebasan pers, Ada keniscayaan baru. Jika dahulu orang hanya tahu informasi dari media cetak, sekarang dari media online.  Portal berita Kompas.com merupakan salah satu contoh konvergensi media cetak ke media online.

Secara content penulisan berita, berita yang ditulis dalam web biasanya memiliki kaidah penulisan yang sama dengan tata cara penulisan berita TV, radio, atau koran. Melalui link berikut, terdapat beberapa kriteria penulisan berita online http://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/teknik-penulisan-berita.ppt .

Penelitian terakhir Kompasiana menyebutkan bahwa pengguna online di Indonesia sebenarnya adalah anak-anak muda. Khusus di kompas.com, pengguna terbanyak berumur 15-29 tahun.

Kompas memang menghadapi khalayak yang tentu saja berbeda. Maka teknik penulisan kompas.com berbeda dengan Kompas cetak.

Redaktur Pelaksana Kompas.com, Pepih Nugraha, menjelaskan bahwa dalam penulisan judul, Kompas merumuskannya dengan istilah pertempuran tiga detik.

Judul  merupakan etalase pertama berita. Oleh karena itu, pemilihan judul berita menjadi sangat penting karena para pembaca dalam sekian detik bisa menutup layar atau berganti ke judul yang lain.

Karena khalayak dan karakter medium itu berbeda, maka penyajiannya pun berbeda. Apabila kita perhatikan, Kompas cetak merumuskan bahasanya sebagai bahasa resmi, sementara bahasa kompas.com lebih ke informal, tidak terlalu resmi bahasanya.

Kalau di Kompas cetak intelektual, maka di kompas.com cukup smart saja.

Melihat Kompas cetak dengan bahasanya, itu ibarat telepon. Telepon yang ada gagangnya, yang ada kabelnya. Seperti itu kesannya, karena memang tidak bisa diapa-apain. Baku!

Kadang-kadang bahasan  di Kompas cetak melipir, tidak to the point.   Tapi di  kompas.com bahasanya lugas saja, to the point. Itu yang membedakannya.

Di Kompas cetak ada judul ”PKS tak Kooperatif dalam Advokasi Hukum”. Apabila dimuat di online, judul akhirnya diubah: "Bersikap Antagonis, PKS Blunder!” http://nasional.kompas.com/read/2013/05/16/1106060/Bersikap.Antagonis.PKS.Blunder . Beda nuansanya, namun yang penting tidak mengubah isinya.

”Ayu Azhari Dikaitkan Kasus Suap Impor Daging”. Demikian judul di Kompas cetak. Maka di Kompas.com menjadi Inilah Mulanya Ayu Azhari Dikaitkan Suap Impor Sapi http://nasional.kompas.com/read/2013/05/02/17525057/Ini.Mulanya.Ayu.Azhari.Dikaitkan.Suap.Impor.Sapi . Di kompas.com hanya disisipkan kata inilah. Beda nuansanya dan banyak yang tertarik untuk membaca.

Hal ini harus diperhatikan, karena ini memberi pelajaran tersendiri untuk berita online agar dibuat menjadi atraktif. Maka jangan heran jika menemukan berita-berita yang judulnya nyeleneh tapi menarik di kompas.com. Selamat Membaca.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Wasana Kata Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review