Jumat, 26 Agustus 2011

Ketika Keyakinan Diandalkan

Ditulis oleh Riska Amelia di Jumat, Agustus 26, 2011

Masa lalu sering begitu menyakitkan. Kegagalan. Kecerobohan. Kekonyolan. Semua pengalaman hidup yang membuatmu belajar dan mengerti. Sebuah mata kuliah dengan sks tak terhingga dari maha guru sang sutradara khidupan. Tetapi, kelelahan sebagai 'mainan' tuhan, sering begitu menjatuhkan. Memperkuat hipotesa bahwa kita makhluk paling lemah dalam hingar bingar alam semesta.
Setelah saya melewati pengalaman setahun kemarin, usaha untuk jadi figur inspiring people sulit membuahkan hasil. Saya hidup di dunia yg cenderung menilai kesuksesan dari jumlah penghasilan atau ukuran mobil-mobilnya, bukan dari kualitas layanan dan hubungan dengan sesama manusia. Sebagai mahasiswa tingkat pertama saya menghadapi berbagai ketidakpastian dalam kehidupan akademis dan berbagai pilihan masa depan. Harus Pain dulu baru Gain, dan saya sadar usaha saya tdk membuahkan hasil karena no sacrifice.

Ingin sekali menerima segalanya. Menatap fokus masa depan tanpa kepalsuan. Mensyukuri setiap jahitan pada pakaian kepribadian. Putaran film yang sangat membosankan. Tapi sekali lagi, jarum khidupan itu sangat menyakitkan. Mematung dalam asumsi bahwa masa dpan tak dapat terhiraukan. Yang akan menjadi masa lalu yang kembali membuatmu begitu kepayahan. Kamu mengerang, menggeram penuh ngilu. Akibat ulah perasaan, yang begitu peka merasakan.

Tapi saya bukan pecundang. Yang lari dari kenyataan. Yang memilih jalan mudah, kabur untuk sekedar melupakan. Pekerjaan saya adalah menemukan pekerjaan saya, dan kemudian dengan segenap hati mengabdikan diri saya pada pekerjaan tersebut. Mengerjakan hal yang saya sukai dan menyukai hal yang saya kerjakan, dan saya dapati bahwa saya tak perlu bekerja seharipun sepanjang hidup saya.Tidak peduli seberapa dalam kajian yang saya lakukan, yang benar-benar harus saya andalkan adalah intuisi saya sendiri dan jika intuisi itu datang, saya benar-benar tak akan tahu apa yang akan terjadi sebelum saya melakukannya.
Saya harus berani merasakan, mengerti, dan memperbaiki benang yang terkusutkan, pelan-pelan, meski tak ada sebuah kepastian.Saya hanya bisa mengandalkan sang iman. Percaya bahwa semuanya akan bisa tumbuh dari mantapnya sebuah keyakinan. Benar kan?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Wasana Kata Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review