Menjadi wartawan kata orang
tidaklah mudah. Seseorang tak serta merta menjadi wartawan hanya karena menulis
atau melaporkan peristiwa.
Bill Kovach dalam buku Elemen-Elemen Jurnalisme pun menunjukkan betapa tidak mudahnya menjadi wartawan.
Bill Kovach dalam buku Elemen-Elemen Jurnalisme pun menunjukkan betapa tidak mudahnya menjadi wartawan.
Di bawah ini saya sajikan beberapa pedoman yang bisa
menjadi modal dasar sekaligus kelebihan untuk menjadi wartawan baru.
1. Memahami dan
menguasai jurnalisme
Referensi:
http://bighow.com/journalism
Harsono, Andreas. 2010. Agama Saya adalah jurnalisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Menjadi wartawan bagi sebagian orang adalah panggilan jiwa.
Kemampuan menulis dan mengumpulkan data menjadi informasi merupakan dasar-dasar
awal yang menjadikan seseorang terpanggil menjadi wartawan.
IImuwan jerman, Siegfried Weishenberg, memperkenalkan 4 macam
kompetensi wartawan agar bisa melakukan pekerjaannya dengan baik:
1) Kompetensi
profesional, misalnya melakukan editing, seleksi informasi, memahami komunikasi
dasar, dan lainnya.
2) Kompetensi
transfer, misalnya penguasaan bahasa, presentasi informasi, berbagai genre
dalam jurnalisme, dan sebagainya.
3) Kompetensi
teknis, misalnya computer, internet, desain grafis, dll
4) Kompetensi
tingkat lanjut, misalnya pengetahuan terhadap isu liputan tertentu, ilmu
sosial, bahasa asing, dsb.
2. Memiliki
Kualitas yang Mumpuni
Jurnalisme tak cukup hanya dilaporkan oleh “saksi mata yang
terlatih”. Niat baik dan usaha yang jujur pun tak cukup.
Kualitas jurnalisme yang baik bisa objektif, tapi objektifitas ini
bukanlah tujuan. Objektivitas adalah disiplin dalam melakukan verifikasi. Verifikasi
harus menjadi ”dewa” junjungan seorang wartawan profesional
Objektivitas tersebut tak diterangkan hanya lewat lipuan yang
berimbang, tidak berat sebelah, serta akurat.
Bill Kovach dan Rosenstiel menjelaskan 5 konsep dalam verifikasi:
1) Jangan
menambah atau mengarang apapun
2) Jangan
menipu atau menyesatkan pembaca
3) Bersikap
setransparan dan sejujur mungkin
4) Bersandarlah
terutama pada reportase anda sendiri
5) Bersikap
rendah hati
3. Menyiarkan Berita
Sesuai Fakta
Wartawan diharamkan untuk menyiarkan berita bohong. Wartawan harus
setia kepada kebenaran. Kesetiaan kepada kebenaran inilah yang membedakan
wartawan dengan agen propaganda.
4. Jadilah
Jurnalis yang Baik, Memilliki Keunikan dan Bernilai.
Ketika seseorang menyandang profesi wartawan, maka ia dipaku oleh
serangkaian aturan dalam kode etik jurnalistik. Wartawan wajib mengedepankan
independensi.
Dalam konteks tersebut, wartawan dilarang menerima pemberian atau
amplop dari narasumber. Selain itu, wartawan harus rendah hati. Mengakui
kesalahan jika bersalah. Sikapnya yang sopan dalam mewawancarai, harus sama
kepada setiap narasumber.
5. Gunakanlah Blog
Melakukan aktivitas jurnalistik menjadi lebih mudah berkat
teknologi. Menulis, melaporkan peristiwa melalui foto dan video, dapat dengan
lebih mudah dilakukan karena zaman ini kita difasilitasi oleh blog.
Oleh karena itu mulailah sekarang juga terbitkan blog anda, dan
gunakan untuk menyiarkan informasi.
6. Berinteraksi
di Dunia Maya
Dunia internet memungkinkan kita untuk mencari informasi serta
berinteraksi dengan orang lain. Hal ini mengisyaratkan kita untuk
menggunakan nilai-nilai dasar yang sama ketika kita berinteraksi dengan orang
lain di dunia maya.
Kita harus senantiasa berhati-hati dalam berinteraksi. Sajikan tulisan
atau komentar yang berkualitas. Ini dapat menjadi rujukan agar kualitas
“kehidupan” kita di dunia maya semakin meningkat. Tak hanya bermanfaat bagi
diri sendiri, namun juga bermanfaat bagi orang lain.
.
7. Banyak
Membaca
Mendapatkan sudut pandang atau angle dalam menulis harus terus
dilatih. Memang tidak mudah. Akan tetapi dengan amunisi pengetahuan yang terus
ditambah dengan cara banyak membaca, maka menulis akan menjadi lebih mudah.
Dengan banyak membaca tulisan yang bermutu, itu bisa menjadi “pupuk”
untuk menambah gairah menulis. Membaca pun dapat memperkaya kita dalam mengeksplorasi
kata.
Sebelum anda menjadi wartawan baru, lekaslah banyak membaca
terlebih dahulu!
Referensi:
http://bighow.com/journalism
Harsono, Andreas. 2010. Agama Saya adalah jurnalisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
0 komentar:
Posting Komentar